- Mema'nai Cinta yang Sesungguhnya dalam Islam-
sumber: google |
Namun hati-hati juga dengan cinta,
karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi
kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi
budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak
dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa
akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi.
Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bermahabbah dengan Allah, tak
ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada
adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini.
Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi
yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai
Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada
bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi
lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta
seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya
selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu
hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang
dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya,
dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah,
sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari
calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di
saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak
punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak
orang yang “hijrah” kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari
Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya.
Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya,
justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil
nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu,
dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah
diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada
suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat
merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk,
memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal
nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup di dunia,
Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini.
Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu
penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan
permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari,
namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis
ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri
belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba
yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh
keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga.
Bagaimana mungkin seorang ibu
mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar
rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan
bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa
menjadi contoh teladan.
Banyak orang mengaku cinta pada
Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal
membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang
ditimpakan padanya.
Yakinlah wahai saudari dan saudaraku
kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada
hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak
memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai
makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas
izin-Nya.
Saat ini tinggal bagi kita
membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah,
agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
hambaNya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita
pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal
dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah
wajib dan sunah. Seperti; berjihad sungguh2 di JalanNya, qiyamulail, shaum
sunnah, bacaan Al-qur’an dan mengaplikasikannya serta selalu haus akan ilmu.
Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada
Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan
tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan
menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
Salam Cinta Hakiki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar