Rabu, 04 April 2012

PACARAN ISLAMI, Adakah? (Bagian 1)

sumber:google
Pacaran itu jalan Syetan yang lurus (menuju neraka)
“Hai anak cucu  Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan  syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”  (Q.S Al-A’raf:27)

Ayat ini mengingatkan kita pada kisah dua hamba Allah yang telah digelincirkan oleh syetan yaitu Nabi Adam dan Hawa. Allah swt. memperingatkan agar anak keturunan Adam selalu  waspada dari godaan syetan. Syetan itu sungguh licik, dia menggoda secar halus dan setahap demi setahap, asalnya sekedar saling berkenalan akhirnya sampai pada zina.

Mengapa pacaran dikatakan jalan syetan yang lurus menuju neraka? Karena fitnah seksual adalah symbol syetan yang paling efektif. Setiap orang memiliki nafsu birahi. Nafsu ini sengaja ditunggangi oleh syetan agar manusia dapat melampiaskannya di luar jalur Islam. Diantara cara syetan menunggangi nafsu birahi adalah dengan pacaran. Saat berduaan dengan sang pacar, syetan menjadi pihak paling aktif membisikan pada mereka berdua agar menghabiskan waktunya dengan penuh kemesraan (sayang2an by sms ato phone).

Syetan terus menerus membisikan kenikmatan semu, sehingga dua insan  itu larut dalam kenikmatan berpacaran yang mengantarkannya pada jurang kehinan. Akibatnya, dia tidak berfikir akibat yang muncul kemudian. Setelah berzina, lantas hamil,kemudian aborsi atau membunuh bayi yang baru dilahirkan,dosa itu bertumpuk memenuhi kehidupannya. Itulah syetan yang tak henti membisikan kenikmatan semu.
“Syaitahan itu memberikan janji-jani kepada mereka dan mengakibatkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaithan itu tidak menjanjikan kepada mere selain dari tipuan belaka”. (Q.S An-Nisaa:120)

Keberhasilan2 syaithan:
  1. Remaja yang beranggapan pacaran dapat menjadi motivasi belajar (non sen alias bulsyit)
  2. Pacaran menjadi ajang saling mengenal
  3. Maraknya berbagai bentuk perzinahan; mulai dari mata, telinga, hati sampai kepada kemaluan.           Sumber & Referensi: Abu al-Ghifari, Mujahid Press

Tidak ada komentar: