Menjadi Suami Ideal
menjadikan dirinya sebagai seorang
muslim, menjadi seorang pemimpin
rumah tangga yang ideal. Begitu juga
dengan akhwat. Segudang harapan
digantungkan, untuk mendapatkan
sosok suami yang ideal. Bagi ikhwan,
bagaimana suami ideal itu ?
Ini sebagian ciri yang ada :
1. Tidak ringan tangan dan tidak
melecehkan
Seorang suami yang ideal dalam
pandangan Islam ialah yang
menghormati istrinya, tidak
melecehkannya, bersabar menghadapinya dan
tidak memukulnya. Dalam hal ini dia
mengikuti jejak Rasulullah
shallallahu’ alaihi wa sallam yang
sama sekali tidak pernah memukul
seorang istri.
2. Tidak pelit mengucapkan kata kata
yang baik
Suami yang ideal adalah yang
memanfaatkan rukhshah (keringanan)
dalam Islam, dengan berkata dusta
terhadap istri, untuk menyenangkan
istrinya, memuaskan hatinya dan
memupuk rasa cintanya. Insya Allah
seorang suami tidak akan menyesali
satu ungkapan cinta yang dia
sampaikan kepada istrinya pada saat
tertentu, karena dengan begitu
justru dia dapat memetik hasil yang
baik, mendorong istri semakin
berbakti kepadanya dan memberikan
apa pun yang dapat dia berikan tanpa
batas.
3. Mengajak istri taat kepada
Allah
Seorang suami yang ideal adalah yang
mengajarkan berbagai masalah
agama kepada istrinya dan
menyuruhnya taat kepada Allah. Dia harus
menampakkan hasratnya ini dan juga
keinginannya untuk memelihara istri
dari neraka Jahannam.
Firman Allah,“Wahai orang orang
yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (At
Tahrim : 6)
Umar bin Al Khaththab bertanya, “Wahai
Rasulullah, kami dapat memelihara diri kami, lalu bagaimana cara kami
memelihara keluarga kami?” Beliau menjawab, “Hendaklah kalian menyuruh
mereka, melarang meraka, dan mendidik mereka.” Ali bin Abu Thalib, Qatadah
dan Mujahid berkata, “Peliharalah diri kalian dengan perbuatan kalian dan
peliharalah keluarga kalian dengan nasihat kalian.”
4. Berbuat adil terhadap semua
istri
Seorang suami yang mampu menikahi
lebih dari seorang istri, dia
harus berbuat adil diantara mereka
dalam hal tempat tinggal dan nafkah,
sebagaimana yang diperintah Allah.
5. Menutupi kesalahan istri
Akhlak seorang suami yang ideal
adalah yang mampu menutupi kesalahan
kesalahan istrinya, tidak
menceritakannya kepada siapa pun, tidak
kepada keluarganya maupun orang
lain. Diantara buah yang dapat dipetik
dari akhlak yang agung ini adalah :
- Memperkecil wilayah perselisihan antara suami-istri
- Membuat istri malu sendiri, membuatnya menyesali perbuatannya yang melampaui batas karena membuka perselisihan dengan suami
- Mendorong istri melakukan hal yang sama, sehingga dia juga menutupi kesalahan suami dan tidak menceritakannya kepada keluarganya atau kepada siapa pun
- Menutup pintu bagi usaha Iblis yang hendak memperlebar perselisihan diantara suami istri
- Mendatangkan dan menumbuhkan kasih sayang diantara suami istri
6. Menampakkan kelebihan istri
dan kebaikan kebaikannya
Mengapa banyak suami yang tidak mau
memuji istrinya dan tidak mau
memperlihatkan kebaikan kebaikannya?
Sebagian diantara mereka ada yang
terlalu sibuk dengan aktivitas
kehidupannya, sehingga di dalam benaknya
tidak pernah terlintas pikiran untuk
memuji istrinya. Bagaimana caranya
untuk memuji seorang istri? Dengan
mengatakan keutamaan keutamaannya,
tentang amal amalnya yang shalih,
tentang tabiatnya yang baik, tetapi
jangan membicarakan kecantikan
seorang istri dihadapan lelaki lain,
karena dilarang oleh Islam.
7. Mencegah perselisihan dengan
istri
Untuk mencegah perselisihan dengan
istri dapat ditempuh satu dari beberapa cara berikut
- Suami mengalah dari medan perselisihan dan pertengkaran
- Memenuhi keinginan istrinya yang menjadi sebab perselisihan selagi tidak membatilkan yang haq dan tidak membenarkan yang batil
- Bersikap diam dan tidak memancing amarah istri
- Berusaha membuat istri ridha dan puas dengan mencari pangkal perselisihan atau berusaha mengalihkan perhatian dari perselisihan itu
8. Menghormati kerja istri di rumah
9. Cemburu kepada istri
Kecemburuan tersebut tidak boleh
berlebihan yang menyebabkan berubahnya rasa cemburu menjadi buruk sangka dan
kesangsian
10. Membantu istri dan menyertainya
11. Meminta izin kepada istri dalam
hal yang menyangkut haknya
Bukankah meminta izin kepada istri
ini justru memuliakan wanita, menjaga perasaan dan haknya?
12. Berhias untuk istri
13. Berlomba dengan istri
Pada suatu hadits dijelaskan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berlomba lari dengan
Aisyah. Apa yang terkandung dalam hadits tersebut?
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak Ummul Mukminin Aisyah untuk lomba lari hingga dua kali. Ini merupakan petunjuk bagi kaum lelaki agar memiliki inisiatif pertama untuk meniru lomba ini. Sebab adakalanya istri punya perasaan takut kepada suami sekiranya dia yang mengusulkannya lebih dahulu.
- Ada baiknya jika suami tidak menunjukkan dirinya sebagai pemenang terus menerus. Adakalanya dia perlu mengalah kepada istrinya.
- Bukan berarti suami harus mengalah terus kepada istrinya, dengan maksud untuk menyenangkan hatinya, karena hal ini menghilangkan hakikat lomba lari itu dan menghilangkan rasa kompetitif.
- Suami harus ingat bahwa lomba ini hanya dalam batasan canda dan memupuk kasih sayang, bukan dalam arti yang sesungguhnya yang memancing amarahnya, lalu berubah menjadi perselisihan, yang berarti hal ini bertentangan dengan tujuannya.
14. Memprioritaskan pemberian kepada
istri daripada yang lainnya
15. Sabar menghadapi istri
16. Menunjukkan kasih sayang ketika
istri sedang haid atau nifas
17. Tidak perlu ragu meminta pendapa
istri
18. Mengucapkan salam kepada istri
19. Mendahulukan ibu daripada istri
20. Berdoa bagi kebaikan istri
21. Menyimpan rahasia istri
22. Menyediakan tempat tinggal bagi
istri
Firman Allah (yang artinya) : “Tempatkanlah
mereka (para istri) dimana kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian.”
(Ath Thalaq : 6)
23. Memilih istri yang baik
24. Membantu pekerjaan istri di
rumah
Kita tentunya sadar, sebagai umat
akhir zaman. Tidak ada yang sesempurna itu. Akan tetapi ingatlah salah satu
janji Alloh,
“Wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula),
danwanita-wanita yang baik adalah
untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula)”.
(An Nuur : 26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang
baik, ideal yang kita harapkan,
maka perbaikilah diri. Hiduplah
sesuai ajaran Islam dan Sunnah
Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang
sholeh, jadilah wanita yang sholehah.
Semoga Allah memberikan hanya yang
baik buat kita. Amin.
Itulah wasilah membentuk keluarga
Islami yang dimulai dari bagaimana
menentukan kriteria untuk kemudian
menanamkan syariat Islam dalam diri
pribadi, keluarga, dan lingkup
masyarakat yang lebih luas. Allah Ta’ala
berfirman:
“Dan orang-oang yang beriman lelaki
dan perempuan sebahagian
mereka adalah menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka
memerintahkan yang ma’ruf, mencegah
dari yang mungkar, menegakkan
shalat, menunaikan zakat dan mereka
ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At
Taubah 71)
“Ya Rabb kami,
anugrahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai
penyejuk hati (kami) dan jadikanlah
kami pemimpin bagi orang-orang yang
bertaqwa.”
“Ya Rabb-ku, jadikanlah
aku dan anak keturunanku orang-orang
yang tetap mendirikan shalat. Ya
Rabb kami, kabulkanlah do’a kami.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar