sumber gambar: google |
Kini keluarga SAMARAHNA (Sakinah,
Mawaddah, Rahmah dan Amanah) tersebut telah berusia 7 tahun pernikahannya di
bulan Ramadhan 17 Nuzulul Qur'an, dengan segenap asah dan cita-cita...
Sang Imam, Rela dan Ridho atas
ketetapan jodoh yang dipilihkan-Nya, demi mereguk tegak dan teguh kalimat Allah
di Muka bumi. Aral, rintangan, pahit getirnya kehidupan ia hadapi bersama
kekasih yang Allah pilihkan dengan penuh ketabahan dan Ke-Ikhlasan, meskipun
angin besar selalu menderu dari kanan-kiri, depan-belakang, atas-bawah, namun
ia berusaha Ikhlas dan sabar dalam menghadapinya.
Cinta yang ia torehkan, kini telah
berbuah mujahidah-mujahidah yang cerdas, lucu, pintar nan sholehah. Mujahidah
pertama kini telah berusia 6 tahun pada 01 Agustus 2011, mujahidah kedua kini
berusia 3 tahun 6 bulan pada 16 Februari 2011 dan Mujahidah ketiga pada 31
Agustus 2011 telah berusia genap 2 tahun, bahagianya keluarga tersebut,
meskipun gubug tempat bernaungnya sangat sederhana, namun kebahagiaannya begitu
mereka ni'mati dan begitu ia rasakan dengan kelapangan dan ke-ridhoan-Nya,
meskipun ada saja yang tidak suka dengan kebahagiaan keluarga surgawi tersebut,
namun mereka tetap tegar dan Ridho akan hal tersebut.
Sang Imam dengan peluhan keringat
dan harga diri, ia teteskan demi membahagiakan keluarganya, ia pantang untuk
surut mundur ke belakang mengalah kepada kehidupan yang pahit, karena ia selalu
menanamkan kepada seluruh anggota keluarganya, bahwa: mereka merasakan syukur
atas keberuntungan yang Allah berikan kepadanya, dibandingkan dengan orang2
yang belum bahkan tidak beruntung yang berada di sekitarnya, jangankan untuk menyekolahkan
anaknya, untuk makan sehari-hari saja begitu getir dan sulitnya untuk
memperolehnya, Bahkan keluarga barokah tersebut, selalu bersyukur dikondisi
fitnah ahir zaman ini (orang yang dicintai dapat menjadi musuh, orang yang
dikasihi dapat meninggalkan kemuliaan, orang2 yang ia cintai, setahap-demi
setahap meninggalkan janji Illahi nan pasti dan abadi), keluarga barokah
tersebut dengan sisa usianya, berusaha dengan tetesan kehinaan diri selalu
merapat dan merangkak kepada sang Illahi, pemilik kehidupan dengan janji
setianya, untuk selalu ta'at dan patuh untuk menjalankan syari'atnya secara
kaffah, meskipun ia selalu menggigit kepahitan hidup yang sesungguhnya.
Sang Imam berjanji dalam renungan
muhasabah dirinya, Ia akan mengantarkan seluruh keluarga yang ia cintai karena
Allah, untuk menghantarkannya keharibaan ke-Ridhoan-Nya demi mencapai gelar
hamba Muttaqin yang kelak akan diberikan padanya Surga yang luasnya seluas
langit dan bumi
--to be continued--