sumber: google |
Berkata Ahmad bin Abil-Hawari,
murid dari Abu Sulaiman ad-Darani,”Aku mendatangi guruku dan aku melihat dia
tersenyum sendirian. Wajahnya begitu memancarkan kesenangan yang tiada
tara. Sepertinya dia dalam keadaan yang sangat indah dan mesra. Karena tidak
biasanya begitu, aku bertanya. Jawabnya,’Akan kuberitahukan dengan syarat
jangan kau sampaikan pada orang lain kecuali setelah aku mati.’baiklah,’
jawabku. ‘Waktu aku tidur siang, aku bertemu bidadari yang sangat jelita
seperti bulan purnama, dia bilang kepadaku,’wahai Abu Sulaiman, kaupinang aku
sementara kau tidur? Sedangkan ,aku sudah dipingit untukmu sejak lima ratus
tahun yang lalu?’ Demi Allah, manis mulutnya, desah nafasnya masih kurasakan
sampai sekarang. Maka aku tetap mendambakan keindahan bidadari yang
sungguh sangat memukau dan sangat luar biasa cantik dan mulia. Itulah yang
kulihat bekasnya pada air mukaku.’ “
Dikisahkan pula oleh Adz-Dzahabi.
Pada suatu hari, seorang muridnya (Mansur bin Ammar) mengantarkan secarik
kertas bertuliskan, “Aku dapat petunjuk melalui Anda. Setelah Allah menunjukan
padaku sebuah jalan yang benar, dan melepaskan dadaku, aku bernazar akan
membaca Al-Qur’an sebanyak 30 kali khatam sebagai mahar (maskawin) untuk
bidadari di surga. “Setelah menghatamkan 29 kali, dia istirahat untuk
menghatamkan sekali lagi. Dalam pada itu, dia tertidur dan berjumpa dengan
bidadari yang belum pernah dia lihat kecantikannya seperti itu yang
berkata kepadanya,”Kau melamarku sementara kau belum menuntaskan mahar dan
tertidur?” Lalu bidadari bersenandung merdu,
“Kaupinang aku, sedangkan
kautertidur
Kalau kaucinta padaku haram bagimu
tidur
Aku dicipta untuk dirasa oleh Allah
Mahakuasa
Bagi seluruh bangsa manusia yang
banyak shalat, banyak puasa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar